My Breastfeeding Story
12:21 PM
Disclaimer dulu ya :
1. Aku bukan ahli laktasi. Aku hanya ingin berbagi pengalaman pribadi tentang perjalanan aku mulai menyusui.
2. Aku bukan anti susu formula (sufor). Hanya saja aku memang memilih untuk memberi ASI karena sudah diberikan dari Yang Di Atas. Tidak ditujukan untuk perdebatan antara ASI maupun sufor, karena itu adalah pilihan setiap para ibu.
Pilihanku dari awal memang jatuh kepada ASI untuk makanan Evan, karena aku merasa itu anugrah dari Tuhan yg diberikan kepada setiap ibu. Karena itu aku dan suami mencoba untuk cari info sebanyak-banyaknya soal laktasi dan cara breastfeeding yang baik dan benar. Saat ini aku juga lebih memilih direct breastfeeding dibanding dengan menggunakan botol karena bisa merasakan bonding yang lebih dekat dengan bayi, plus ya males juga sih cuci botol hihihi. Deg-degan sih awalnya, karena mendengar dari cerita keluarga dan teman, ada yang dari awal putingnya sampe berdarah-darah bahkan darahnya nempel di mulut bayi sampai menimbulkan trauma, bahkan ada yang terkena mastitis. Duh membayangkannya saja uda merinding hahaha.. Tapi karena sudah niat, bayangan itu aku coba hilangkan karena toh belum tentu terjadi.
Selama 2 bulanan aku menyusui Evan, bisa dibilang perjalanannya cukup mulus. ASI aku baru keluar di H+3 pasca melahirkan. Sempet khawatir? Ga juga, aku ga khawatir di hari pertama dan kedua ASI hanya keluar sangat sedikit karena bayi masih ada cadangan makanan di dalam tubuhnya dan selama dia BAK dan BAB, artinya aman. Kebetulan juga RS tempat aku melahirkan juga mendukung untuk pemberian ASI, jadi aku diberikan ASI booster untuk membantu melancarkan ASI. Kebetulan juga dari awal Evan pintar sekali menyedot, jadi bisa menghisap ASI sedikit demi sedikit.
Hari kepulangan aku dari RS, tiba-tiba payudaraku bengkak banget! Aku sih sudah menyiapkan alat penyedot ASI, tapi entah kenapa ga kesedot sama sekali. Alhasil, aku perah manual dibantu dengan bidan disana. Walah ini toh yg namanya 'sapi perah' hahaha. Asli ya, pas bengkak dan diperah, sakiiiittt banget. Tapi ya dibanding dengan sakitnya kontraksi waktu melahirkan, ini ga ada apa-apanya. Syukurnya setelah selesai diperah (dibantu jg dengan sedotan bayi, kompres dan pijat), ASI aku akhirnya keluar banyak.
Sebelum melahirkan aku juga sudah membeli nipple cream merk Lansinoh untuk melembabkan area areola untuk mencegah tidak lecet. Lalu apakah aku pernah mengalami lecet di areola? Pernah, tapi sedikit banget. Kemudian aku diresepkan salep dari dokter untuk menyembuhkan lecetnya. Besokannya sudah membaik dan ga pernah lecet lagi.
Seiring berjalannya waktu, Evan makin pintar menyedot. Afirmasi memang ngaruh banget, setiap saat aku selalu memberikan semangat buat Evan untuk bisa menyusui dengan baik supaya tubuh sehat dan kuat. Setiap 2-3 jam sekali pasti dia lapar.
Sampai sekarang Evan berumur 2 bulan lebih, jumlah ASI yang dihasilkan cukup, bahkan berlebih, bener-bener di luar dugaan. Untungnya lagi aku sempat menyewa freezer untuk menyimpan ASIP. Waktu itu ga kepikir bakalan banyak ASI yg dihasilkan, pikirnya sewa aja dulu buat jaga-jaga. Untuk jasa sewa freezer aku menggunakan JC Freezer sesuai rekomendasi Alodita, kebetulan juga lokasinya di dekat area rumahku di Tangerang Selatan. Untuk ASIP sendiri aku menyimpannya dengan menggunakan plastik ASI Gabag dan botol kaca BKA.
Banyak juga yang DM di instagram aku bagaimana caranya bisa memperbanyak ASI. Bisa dicoba untuk para ibu yang ingin memberikan ASI eksklusif.
1. Niat dan tekad
Ini modal awal yang penting sekali. Para ibu yang ingin memberikan ASI eksklusif harus yakin dulu kalo ASI yang dihasilkan akan cukup. Yang penting cukup dulu, ga perlu tertekan dan stres dengan gambar-gambar ASIP orang lain yang sampai sekulkas penuh. Kebutuhan setiap bayi berbeda-beda, dan yang penting cukup. Kalo berlebih ya itu bonus.
2. Happy
Mungkin memang ga mudah untuk bisa terus happy ditengah badan kita yang lagi cape-capenya karena begadang, tapi setidaknya kita bisa bangkit lagi untuk happy. Aku pun juga terkadang ada 1 hari dimana aku lagi ngeluh, rasanya pengen tidur seharian. Nah dibantu dengan mood booster seperti mandi dengan sabun kesukaan, makan enak, dengerin musik, nonton film komedi misalnya, apapun itu bisa membantu bikin mood kita happy lagi. Pikirkan juga kesehatan bayi kita. Misalnya, dengan makan pedes bikin kita happy, ya ga mungkin juga kan kita terus-terusan makan cabe supaya happy, kasian nanti bayi kita mungkin bisa mencret. Dicoba untuk cari mood booster yang bervariasi, menyenangkan dan juga aman untuk bayi. Intinya sih, obat happy yang utama sebenarnya adalah bersyukur, bersyukur dan bersyukur :)
3. Support tubuh kita dengan asupan makanan yang bergizi.
Sebulan pertama menu makanan aku selalu ada ayam kampung dan berkuah, biar badannya tetap hangat. Aku juga dikasih ASI booster dari dokter, tapi setelah dirasa ASI yg dihasilkan sudah cukup banyak, aku stop minum ASI booster. Setelah membaca dan aku sendiri mencobanya, makanan ini juga bisa membantu bikin produksi ASI lancar :
- Daun katuk. Ini pasti sudah pada tau ya. Asli ini manjur banget. Selesai stop minum ASI booster aku mengira ASI bakalan sedikit, lalu aku mengkonsumsi daun katuk, ternyata ASI makin banjir hahaha.
- Telur ayam.
- Alpukat. Bahkan kualitas ASI aku semakin pekat setelah mengkonsumsi alpukat.
- Pepaya. Awalnya aku ga menyangka buah tropis ini bakalan memperbanyak ASI, ternyata benar, ASI aku makin deras.
- Almond. Setelah iseng membuat susu almond sendiri di rumah, ASI aku malah makin banyak dan pekat.
- Ada lagi yang bilang kalo makan pare juga menjadi ASI booster yang terbaik. Karena aku ga doyan, jadi aku ga mencobanya hihihi...
4. Support system dari suami, keluarga, sahabat, dll.
Dukungan sangat penting supaya para ibu yang ingin memberikan ASI makin semangat dan positif. Kalo pun ga didukung keluarga besar misalnya, yang penting suami dan istri sepakat dulu, omongan dari lainnya yah disenyumin aja hihihi. Yang penting tetap yakin dan itu memang pilihan dari hati. Sering dengar kan kalo happy mom, happy baby, happy family. It's true!
Oh ya, untuk breastcare dengan kompres dan pijat juga sebaiknya tetap dilakukan setiap hari, ga cuma pas lagi bengkak aja. Baru-baru ini aku kejadian salah satu payudaraku sedikit bengkak dan nyeri jika ditekan. Ternyata karena aku tidak rajin melakukan breastcare. Selain itu juga jadwal tidur Evan di tengah malam sudah mulai panjang sejak umur 5 minggu, bisa tidur sampai 4-5 jam, ya aku pun juga bablas ikutan tidur, malah ga pompa. Kata dokter, ini hampir mastitis. Duh!!! Setelahnya aku rutin melakukan breastcare dan pompa kalo misalnya Evan lagi tidur panjang.
Yang pasti, saat ini aku sangat menikmati momen menyusui sambil menatap wajah, mengelus-elus kepalanya dengan lembut, menggenggam tangannya. Momen hanya 1 kali terjadi seumur hidup ini benar-benar aku nikmati dan syukuri. Tekadnya sih bisa sampai 2 tahun, tapi balik lagi ke kemauan bayi dan ketersediaan ASI yang dihasilkan. Perjalanan menyusui dengan Evan juga masih panjang, nanti akan berbeda situasi lagi disaat Evan sudah mulai semakin besar, tumbuh gigi, berbicara, dan seterusnya. Yang pasti, para ibu harus selalu bahagia dan menikmati perjalanan pertumbuhan sang buah hati.
Kalo ada yang ingin sharing awal mulai menyusui, yuk feel free ya, supaya yang lain juga bisa terinspirasi. Semangat semua para ibu!
Thank you for reading :)
Xoxo,
0 comments