My Baby Blues Story and Its Remedy
8:19 PM
Menjadi seorang ibu baru tentunya mempunyai tantangan tersendiri. Senang? Tentu saja. Bahagia? Pastinya. Tapi perlu diingat ada PR yang harus dijalani setelah masa kelahiran, dan itu sangat sangat sangat menantang. Menyusui, menahan nyeri luka sehabis operasi, kurang tidur, menghadapi bayi cranky, bisa saja sangat menguras tenaga dan pikiran. Hidup rasanya seperti roller-coaster karena kita harus bisa mengontrol emosi di tengah capenya badan kita. Waktu yang dijalani sehari-harinya sudah terfokus pada merawat bayinya, bahkan bisa sampai lupa untuk mengurus diri sendiri. Semua ibu baru pasti butuh penyesuaian yang amat sangat besar karena selalu ada saja kejutan dan belajar sesuatu yang baru dalam merawat anak pertama kalinya.
Kalo aku membaca ke beberapa sumber, ternyata 50-80% seorang ibu mengalami perasaan sedih bahkan depresi setelah pasca melahirkan. Hal ini yang dinamakan baby blues. Mengenai baby blues lengkapnya bisa baca di referensi disini ya.
Sedikit cerita dari pengalaman pribadi aku setelah melahirkan. Malahan aku termasuk yang tidak mengalami baby blues sama sekali di dua minggu pertama. Merasa amazed sendiri dong, karena mendengar dari cerita beberapa teman yang sudah mengalaminya tuh bisa sampai bikin horor dan merinding, segitu berubahnya emosi kita tanpa disadari, bahkan ada yang sampai produksi ASI berhenti!
Dua minggu pertama aman, terasa damai dan tenteram, karena mungkin jadwal tidur Evan yang masih bisa ketebak, terbangun antara 2-3 jam sekali karena lapar dan popok yang sudah penuh. Secara emosi aku juga masih stabil, masih bisa tidur nyenyak dan makan dengan tenang.
Berbeda pada saat mulai masuk di minggu ketiga, perlahan-lahan mulai terjadi perubahan.
Aku mulai kelelahan, mulai sedih, mulai ga stabil.
Evan mulai cranky di minggu ketiga ini. Beberapa kali di malam hari terbangun setiap 30 menit-1 jam sekali, otomatis aku pun juga ikutan kurang tidur. Sudah menyusui, tapi masih nangis. Sudah di timang-timang untuk bobo, eh malah terbangun lagi. Aku dan suami pun bingung apa yang diinginkan bayi, sedangkan kita ga bisa berkomunikasi dengan jelas, hanya bisa memahami dan mendengar tangisannya.
Rasa kesal dan sedih muncul, apalagi aku semakin bingung karena tepat Evan berumur 1 bulan aku harus mengurus Evan sendiri, karena mamaku harus mengerjakan pesanan kue, jadi ga bisa lanjut untuk bantu mengurus Evan. Selama pemulihan, mama yang membantu berbelanja dan memasak, bahkan memandikan Evan. Terkadang juga kita bergantian, kalo aku mau mandi atau makan tapi Evan lagi nangis, mama yang jagain Evan sebentar.
Beruntung, rasa kesal dan sedih ini berlangsung sebentar saja, mungkin ga sampai 1 jam dalam dua hari, karena sudah dikeluarkan dengan menangis sekencang-kencangnya, bahkan aku juga melampiaskannya dengan membanting bantal (jangan ditiru yaaaa, untung cuma bantal T___T). Aku pun setelah menangis langsung menyadari kalo ini lagi kelelahan aja, lagi kurang tidur. "Huft pecah telor juga, aku kayanya baby blues.. Maaf ya..", kata aku ke suami. Dia pun juga memahami kondisi ini dan ikut menenangkan situasi.
Yap, aku termasuk beruntung, karena mengalami hal ini sebentar saja. Yang bisa aku share dari pengalaman pribadi aku sendiri, beberapa tips yang mungkin bisa dijalani kalo sudah terkena baby blues :
Ungkapkan perasaan kepada orang terdekat.
Kalo memang harus menangis, menangislah, jangan pernah ditahan. Kehadiran orang terdekat, (terutama kepada suami), membuat kita semakin tenang dan kita bisa cepat menyadari kalo situasi ini hanya sementara dan efek dari kelelahan. Semakin cepat kita mengungkapkan perasaan, niscaya ga akan sampai timbul trauma apapun. Bisa juga kita sharing dan minta masukan tentang mengasuh bayi kepada sahabat kita yang sudah melewati masa ini.
Ga perlu sungkan untuk meminta bantuan jika diperlukan.
Jangan pernah ragu untuk minta bantuan kepada orang rumah, terutama suami. Hal sekecil apapun kalo dibantu akan sangat berarti, misalnya sekedar menggendong bayi ketika lagi nangis, mengganti popok, dll. Jadi kita pun bisa tidur sejenak karena kita pun perlu menjaga badan kita supaya tetap sehat.
Berusaha untuk berpikir positif, penuh syukur dan berdamai dengan diri sendiri.
Sulit memang, tapi bisa diusahakan. Makanya perlu mengungkapkan perasaan, nantinya suami bisa mengingatkan. Fase kurang tidur dan kelelahan adalah hal yang wajar dan terjadi hampir kepada semua ibu baru. So, aku pun ga sendirian :)
Melihat sisi lain dari semua keriwehan yang menjadi berkat tersendiri.
Misalnya, melihat bayi kita senyum, ASI lancar, tumbuh kembang bayi yang sehat, atau bahkan melihat tumpukan kado dari keluarga dan teman yang bikin kita irit juga hahaha! Serius, di aku efek banget karena ada perasaan senang dapet banyak kado.
Do and eat what makes you happy.
Penting banget sebagai booster supaya kita bisa semangat lagi. Yang simpel aja, misalnya, mandi sejenak dengan sabun favorit, gojekin makanan kesukaan, semprotkan parfum kesukaan. Apapun yang membuat mood kita bangkit kembali.
Perlu diingat (ini reminder buat aku sendiri juga), baby blues bisa saja terjadi ga cuma di awal pasca melahirkan saja. Rasa depresi kapanpun bisa terjadi karena setiap fase pasti ada aja hal yang baru dan menjadi kejutan. Hari ini bayi bisa cranky, besok bisa anteng, besok cranky lagi, ga tau apa yang akan terjadi besok. Nantinya masuk fase MPASI beda lagi, fase merangkak beda lagi, fase berjalan beda lagi.
Ketika aku lagi duduk sendirian sambil merenung, aku cuma terpikir satu hal :
Disaat semua wanita sudah dipercayakan menjadi ibu oleh Sang Pencipta, disitulah hidup kita berubah. Kita terpanggil untuk bisa lebih mengontrol diri, lebih dewasa, dan lebih sabar, karena kita belajar sebagai role model untuk anak kita. Setiap fase pasti ada kenikmatan tersendiri. Mungkin ada momen kita down, tapi jangan pernah berhenti untuk semangat lagi.
"So, gue pasti bisa...
Gue pasti bisa mengendalikan dan melawan emosi diri gue sendiri...
Inner peace, inner peace..."
Begitulah yang aku pikirkan disaat sedang nangis-nangis pas kelelahan kemarin. Setelahnya, aku lebih santai ketika menghadapi Evan kalo lagi cranky, bahkan hal yang aku takutkan ketika menjaga Evan tanpa bantuan mama, sekarang bisa aku handle. Untuk urusan rumah tangga seperti bersih-bersih dan masak aku juga meminta bantuan ART. Bersyukur juga juga selama 2 hari ga stabil itu tidak mempengaruhi produksi ASI aku jadi terhambat.
Ga ada ibu yang sempurna. Banyak ibu yang mengalami hal seperti ini. Ga perlu malu dan sungkan. Tapi dengan banyaknya kita bertemu dan sharing dengan ibu-ibu yang positif, pasti akan selalu mendapat dukungan dan masukan yang baik.
Oya, aku sempat dikirimkan 1 video oleh suami yang bikin aku 'tertampar' dan terus aku ingat sampai sekarang. Videonya bisa ditonton disini ya. Tulisan yang bagus sebagai renungan untuk ibu juga bisa kita baca disini.
The nights are so very long. But the years are so very short.
Intinya, tau-tau anak kita uda ABG aja :D
Semangat para ibu! Jangan merasa sendirian. Kita perlu saling menyemangati ya :)
Have a nice day!
Thanks for reading.
Xoxo,
4 comments
Semangat mbak...
ReplyDeleteMakasi banyak mba utk dukungannya <3
DeleteBaby blues memang wajar banget, karena kita ibu baru yang masih clueless menghadapi si bayi dan kebiasaan yang baru. Semangat ya, Ci Susy! Stay happy, makan aja yang enak-enak selama masih menyusui, hihi (:
ReplyDeleteHallo Jane!
DeleteIya bener banget, kelelahan faktor utama banget ya haha... Semangat! <3