Powered by Blogger.

Heartbeads

    • Creativity
    • Make Up
    • Skin Care
    • Mamahood
    • Travel

    Aku termasuk pecinta wewangian kopi. Sayangnya untuk minum kopi aku ga bisa karena asam lambungku selalu tidak bersahabat dengan kopi, bahkan dengan komposisi yang ringan sekalipun. Sempat membahas scrub berbahan dasar kopi dari Lush yang aku super suka banget, kali ini aku bahas dari versi lokalnya, yaitu coffee body scrub dari Evete. 

    Awalnya aku iseng aja membeli coffee body scrub ini karena penasaran dengan brand Evete yang terkenal bagus dan efek yang baik di kulit. Kandungan kopi juga sangat bagus untuk kulit karena kandungan antioksidan yang tinggi untuk mencegah penuaan kulit dan bikin kulit juga semakin lembab dan cerah. Bahan utama coffee body scrub ini terbuat dari bubuk kopi robusta, brown sugar dan coconut oil. Tekstur scrub ini juga betul-betul seperti kopi bubuk, dan wanginya kopi banget! Enak banget deh wanginya, bikin relax. 




    Packaging-nya juga sederhana, hanya bentuk pouch yang minimalis dan ada zipper sebagai penutupnya. Oya, biar ga cepat rusak, penyimpanannya jangan lupa disimpan di tempat yang kering dan sejuk ya, karena kandungannya alami dan hanya bertahan 6 bulan setelah dibuka. Make sure juga jangan sampai kemasukan air.

    Setelah mencobanya sendiri ternyata memang sebagus itu. Kulitku jadi halusssss dan lembut (ini ketiknya sampe elus-elus kulit aku sendiri :D). Debu dan kotoran yang menempel di kulitku juga terangkat dengan baik, terutama di area-area lipatan tubuh. Wanginya juga fresh dan mood jadi lebih baik.

    Harganya? Affordable koq! Sekitaran 80ribuan per pack dan bisa dipakai sampai kurang lebih 10 kali untuk seluruh tubuh kalau di aku. Fix aku akan repurchase coffee body scrub dari Evete ini. Belinya cukup pesan online di website-nya Evete, atau bisa juga dibeli di toko-toko organik terdekat.

    Thank you for reading! Jangan lupa untuk memanjakan diri ya ;)

    Have a great day <3


    Xoxo,




    Continue Reading

    Semua ibu pasti sepakat ya, kalo anak lagi fase GTM (Gerakan Tutup Mulut) tuh bikin pusing tujuh keliling dan hati terpotek. Makanan yang sudah dibuat sedemikian rupa, eh malah berakhir di perut mamanya, bahkan ga jarang berakhir di tong sampah. Mau sabar, tapi koq greget. Mau marah, tapi takut trauma. Mix feeling. Itulah yang terjadi juga sama aku selama 2 bulan terakhir.

    Singkat cerita, Evan mulai MPASI dari genap umur 6 bulan. Yang awalnya 2 minggu pertama lancar jaya diberikan spoon-feeding dengan bubur saring, lalu kemudian, mingkem! Okelah tugas aku adalah seperti cenayang untuk mencari tau, apa sebetulnya yang anak inginkan. Bosan? sakit? teksturnya? rasanya? Setiap hari berusaha main tebak-tebakan dan mencari terus pola makan apa yang anak inginkan.

    Akhirnya aku mencoba metode BLW, tapi ga pure BLW sih, karena masih aku suapin. Hanya saja bentuk tekstur makanannya berupa potongan. So far sampai sekarang, Evan suka sekali yang bentuk potongan, karena Evan sudah mulai tumbuh gigi umur 5,5 bulan, mungkin terasa gatal dan ingin mengunyah sesuatu.

    Sampai di umur 7 bulan, kesabaran makin diuji. Bosan dengan bentuk potongan, akhirnya dibuatkan bubur tim. Mingkem! Terus mingkem hingga 8 bulanan, akhirnya DSA aku mencoba untuk memberikan bumbu citarasa, minimal gula garam. Menurut peraturan WHO yang update, bayi umur 6 bulan sudah boleh diberikan bumbu gula dan garam, asal takarannya sesuai. Peraturannya bisa di-google sendiri ya. Balik lagi ke masing-masing orang tua ya nyamannya mau mengikuti referensi dan rekomendasi yang mana.

    Sudah dicoba beri gula dan garam ternyata masih mingkem. Sudah dibuatkan menu bergantian, dikasih mainan, dibecandain sampai kita kaya badut, dibuat lapar, tetep mingkem dan susah sekali untuk buka mulut. Asli, campur aduk banget, sedih, marah, frustasi, uda ga tau mau kasih apa. Alhasil, berat badan stagnan 2 bulan. Mau marah pun juga ga akan membuat anak buka mulut kalo dia memang ga mau. Akhirnya aku berusaha menenangkan diri dan berpikir, aku yang harus kreatif.

    Usut punya usut, ternyata memang Evan lagi kesakitan karena tumbuh gigi atas nongol 4 gigi sekaligus. Plus, dia bosan dengan menu makanan yang hanya dikasih gula garam, dan tidak suka yang terlalu benyek. Intinya, dia juga pengen makan makanan orang dewasa. Nah lho!

    Baiklah, memang akunya yang harus putar otak mencari ide makanan dewasa tapi teksturnya masih sesuai dengan umurnya Evan. Nah berikut ini beberapa resep MPASI untuk Evan dan ternyata dia doyan banget. Perlahan tapi pasti, Evan mulai suka makan dan sampai sekarang sudah mulai gampang buka mulut. Semoga bisa bermanfaat ya! Semangat ibu-ibuuuuu...

    Note: 
    1. Evan tidak mengalami alergi telor dan dairy foods, jadi menu makanan ini ada yang mengandung kedua bahan tersebut. Tapi ada alergi udang, jadi tidak ada bahan udang didalamnya.
    2. Kondisi Evan saat ini sudah mempunyai 6 gigi di umur 9 bulan (atas 4, bawah 2).
    3. Takarannya bisa dikira-kira, tidak harus saklek. Just get some fun on cooking while praying supaya anak kita doyan ;)



    Tim Telor Brokoli

    Menu praktis tapi komplit dan bergizi. Teksturnya sangat lembut dan juga mengenyangkan. Cocok juga untuk sarapan bareng mamanya juga :D

    Bahan :
    1 butir telor ayam kampung / 4 butir telor puyuh, kocok lepas 
    sedikit garam (optional)
    4 sdm air kaldu ayam
    1 sdt unsalted butter cair
    Brokoli, potong kecil-kecil. Bisa juga sayuran lain seperti tomat, buncis, wortel, atau juga daging cincang.
    Bawang putih, cincang halus

    Cara membuat :
    1. Campur semua bahan, aduk sampai rata
    2. Dengan loyang kaca kecil, kukus selama 15 menit
    3. Angkat, siap disajikan dengan nasi putih lunak


    Sup Jagung Telor
    Lagi mulai musim hujan gini, enaknya makan yang hangat. Sup jagung ini bisa jadi pilihan yang mudah dan sehat

    Bahan :
    1/2 buah jagung, sisir, kemudian blender halus
    Daging ayam kampung giling
    2-3 potong ceker untuk kaldu
    Wortel, parut halus
    Daun bawang, iris halus
    1 butir telor ayam kampung atau 3 butir telor puyuh, kocok lepas
    Garam / unsalted butter cair

    Cara membuat :
    1. Rebus ceker selama 15-20 menit
    2. Masukkan daging ayam kampung yang dihaluskan
    3. Masukkan wortel dan jagung yang telah diblender, biarkan mendidih
    4. Masukkan telor perlahan sambil diaduk
    5. Masukkan sedikit garam, koreksi rasa. Boleh juga pakai mentega cair sebagai pengganti garam.
    6. Jika sudah oke rasanya, masukkan sedikit daun bawang.
    7. Angkat, siap disajikan dengan nasi putih lunak.


    Otak-otak Tenggiri
    Ga perlu menggunakan tepung sagu, ikan tenggiri enak banget untuk dibuat otak-otak dan teksturnya lunak. Menu ini juga bisa jadi cemilan si kecil di sore hari

    Bahan :
    200 gram Ikan tenggiri yang dikorek dan sudah dihaluskan dengan blender
    Daun bawang, iris halus
    1/2 butir telor, kocok lepas

    Bumbu halus :
    2 butir bawang merah
    2 butir bawang putih
    Sedikit garam
    Sedikit gula

    Cara membuat :
    1. Campur ikan tenggiri yang sudah dihaluskan dengan bumbu halus
    2. Masukkan telor perlahan, aduk rata
    3. Masukkan daun bawang, aduk rata
    4. Oles tangan dengan sedikit minyak goreng agar tidak lengket, bentuk adonan lonjong sesuai selera
    5. Masukkan otak-otak yang sudah dibentuk ke dalam air mendidih, rebus 10-15 menit sampai mengapung
    6. Angkat, siap disajikan. Otak-otak bisa disimpan ke dalam kulkas hingga 2 minggu.




    Egg Tofu Spinach
    Menu ini biasanya ada di restoran chinese food. Orang dewasa juga pasti suka dengan menu ini. Membuatnya memang agak ribet, tapi lezaaat. Sehat dan kandungan gizinya komplit protein dan vitamin.

    Bahan :
    7 butir telor
    500 ml susu kedelai unsweeted, homemade lebih baik
    Bayam secukupnya, rajang halus
    Sedikit garam

    Bahan saos :
    Bawang putih, cincang halus
    Air secukupnya
    Saus Tiram (aku menggunakan merk Lee Kum Kee versi Choy Sun karena tidak menggunakan MSG)
    Pelengkapnya bisa menggunakan jamur atau bawang bombay
    Kecap manis organik
    Tepung maizena, larutkan dengan sedikit air
    Garam

    Cara membuat :
    1. Kocok telor dan taburi garam. Kemudian tuang perlahan susu kedelai. Aduk rata
    2. Masukkan bayam yang sudah dirajang halus ke dalam loyang yang sudah dialasi kertas minyak. 
    3. Tuang adonan telor dan susu kedelai tadi ke dalam loyang, kemudian tutup loyang dengan aluminium foil
    4. Kukus selama 25-30 menit.
    5. Test kematangan dengan cara tusuk adonan dengan menggunakan tusuk sate bersih. Jika tidak ada adonan tofu menempel, artinya tofu sudah matang. Jika sudah matang, diamkan selama 15 menit.
    6. Balik perlahan, potong sesuai selera.
    7. Goreng menggunakan api besar, hati-hati saat membalik. Angkat, tiriskan. Untuk bayi, tofu ga perlu goreng.
    8. Untuk saos, tumis bawang putih dan jamur / bawang bombay. Masukkan air, tuang saus tiram, kecap manis, garam jika perlu. Koreksi rasa.
    9. Masukkan larutan tepung maizena, koreksi kekentalan.
    10. Angkat bahan saos, lumuri ke atas tofu. Siap disajikan. 


    Misoa Oyong Telor
    In case bayi lagi bosan nasi, misoa bisa jadi pilihan. Sekarang ini juga sudah ada dijual misoa khusus untuk bayi tanpa gluten. Enak banget untuk sarapan atau makan malam disajikan hangat. Nyammm

    Bahan :
    1 ikat misoa khusus bayi (saya pakai merk Golden Baby, bisa dibeli di toko-toko organik seperti Nourish Indonesia atau Namaste Organic)
    Kaldu ayam
    Oyong, potong kecil-kecil
    Wortel, parut halus
    Bawang putih, cincang halus
    Telor, kocok lepas
    Sedikit garam dan saus tiram
    VCO

    Cara membuat :
    1. Rebus misoa +/-4 menit. Tiriskan. Siram kembali dengan air matang agak tidak lengket, kemudian saring. Sisihkan
    2. Tumis bawang putih, masukkan oyong dan wortel dengan VCO. Boleh juga tambah daging ayam kampung giling.
    3. Tuang kaldu ayam perlahan, kemudian masukkan telor secara perlahan sambil aduk-aduk
    4. Bumbui sedikit garam dan saus tiram, koreksi rasa
    5. Biarkan mendidih, Jika rasa sudah oke, angkat. Siram ke atas misoa yang sudah direbus tadi. Siap disajikan


    Tempe Kecap Rempah
    Banyak banget orang Indonesia suka sama tempe. Ga salah juga kita mengenalkan tempe ke anak kita. Ditambah bumbu rempah yang enak dan gurih.

    Bahan :
    1 kotak tempe, potong kecil-kecil
    1 ruas lengkuas, geprek
    2 lembar daun salam
    1 batang sereh, geprek batangnya
    Kecap manis organik
    3 butir bawang merah, haluskan
    2 butir bawang putih, haluskan
    Garam secukupnya
    VCO

    Cara membuat :
    1. Tumis bumbu halus dengan VCO. Masukkan lengkuas, tumis sampai wangi
    3. Masukkan tempe, daun salam, sereh
    4. Tambahkan air sedikit, bisa juga menggunakan air kaldu.
    5. Bumbui garam dan kecap organik.
    6. Diamkan sebentar, angkat, sajikan.


    Nasi Tim Ayam Wortel
    Menu sarapan favorit banyak orang, termasuk Evan. Praktis dan simple ga pake ribet

    Bahan:
    Daging ayam kampung giling
    Nasi yang sudah matang, bisa juga dari beras tapi agak lama
    Bawang bombay, cincang halus
    Wortel, cincang halus. Bisa juga diganti sayuran lain seperti brokoli, buncis, tomat, atau oyong
    Air kaldu ayam kampung
    Bawang putih, cincang halus
    Saus tiram (saya pakai Lee Kum Kee jenis Choy Sun karena tanpa MSG)
    Kecap manis organik
    Garam secukupnya
    VCO

    Cara membuat :
    1. Tumis bawang putih dan bawang bombay sampai harum dengan VCO
    2. Masukkan daging ayam dan aduk-aduk sampai hancur
    3. Masukkan wortel, aduk-aduk
    4. Tuang air kaldu sedikit demi sedikit
    5. Bumbui garam, kecap manis, saus tiram. Angkat
    6. Tuang adonan daging ke mangkok. Kemudian tuang nasi putih di atas daging sampai terendam kuah adonan daging tadi
    7. Kukus +/- 15 menit sampai nasi lebih lembek
    8. Angkat, sajikan.


    Fusili Bolognaise
    Jika bosan, sesekali bisa mencoba menu italia ala-ala. Cara membuatnya juga sangat mudah dan praktis

    Bahan :
    Fusili (saya pakai merk Orgran, bisa dibeli di toko-toko organik seperti Nourish Indonesia atau Namaste Organic)
    1 buah tomat / 3 buah tomat cherry, potong-potong kemudian blender sampai halus 
    Bawang bombay, cincang halus
    Bawang putih, cincang halus
    Daging ayam kampung giling. Bisa diganti dengan daging sapi atau telor
    Air kaldu
    Keju parut (aku pakai keju Babybel)
    Unsalted Butter
    Oregano
    Rosemary
    Garam secukupnya

    Cara membuat :
    1. Rebus pasta sampai empuk, Bisa dipotong-potong agar mudah dikunyah
    2. Tumis bawang putih dan bawang bombay dengan unsalted butter.
    3. Masukkan daging ayam, aduk-aduk sampai hancur
    4. Masukkan tomat yang sudah diblender tadi, aduk-aduk sampai tekstur seperti pasta tomat
    5. Bisa juga ditambahkan sayur seperti wortel parut, buncis, atau brokoli
    6. Masukkan sedikit air kaldu
    7. Bumbui garam, oregano, rosemary. Koreksi rasa
    8. Masukkan fusili, aduk sampai rata
    9. Tuang ke piring. Taburi keju parut selagi hangat sampai melted. Sajikan.



    Tim Ikan Gurame
    Menu ini juga gampang banget buatnya. Tapi pastikan pilih ikan yang segar dan ga banyak duri ya moms. Rasa jahe ternyata tidak membuat rasanya menjadi pedas, malah gurih dan wangi!

    Bahan
    Ikan gurame, pilih yang segar dan ambil daging di bagian tengahnya yang tidak banyak duri. Bisa juga menggunakan ikan bawal yang lebih lembut.
    Tomat cherry, potong kecil-kecil
    Tahu sutra, potong kotak kecil
    1 ruas jahe, potong seperti korek api
    1 btr bawang putih, cincang halus
    Air kaldu secukupnya
    Sedikit garam
    Sedikit saus tiram, bisa diganti dengan kecap ikan (tapi lebih asin)
    Daun bawang secukupnya

    Cara membuat :
    1. Campur air kaldu dengan garam, saus tiram, potongan jahe dan bawang putih.
    2. Siram ke atas ikan.
    3. Taburi tomat cherry dan daun bawang.
    4. Kukus selama 10 menit.
    5. Masukkan potongan tahu sutra, kemudian kukus kembali selama 5 menit. Tahu sutra dimasukkan belakangan karena jika dikukus terlalu lama akan mengembang.
    6. Sajikan dengan nasi yang lembut.


    Puding Roti
    Snack ini kandungannya termasuk komplit dan mengenyangkan. Gurih lembut dan manis.

    Bahan
    1 lbr roti gandum, sobek kecil-kecil
    1 btr telor ayam, kocok lepas
    1 bh pisang barangan, iris tipis
    Air kaldu. Aku menggunakan air kaldu sebagai pengganti susu UHT
    Keju parut
    Sedikit garam
    Unsalted butter, cairkan
    Edamame, hancurkan hingga menjadi kepingan kecil sebagai topping. Bisa juga menggunakan bluberry, strawberry, atau parutan keju

    Cara membuat :
    1. Kocok telor ayam dengan air kaldu, pisang, keju parut, garam dan unsalted butter cair.
    2. Tuang ke mangkok kaca
    3. Masukkan sobekan roti ke dalam adonan telor tadi.
    4. Taburi topping, bisa menggunakan edamame, kismis, atau keju parut. Karena di rumah sedang ada edamame jadi aku memakai edamame sebagai variasi.
    5. Kukus selama 15-20 menit. Angkat dan sajikan.


    Semoga bermanfaat ibu-ibu! Semoga drama GTM cepat berlalu dan bayi kita terus doyan makan ya ;)

    Have a great day!

    Xoxo,


    Continue Reading

    "Wuihhhh Sus! Sekarang uda kaya influencer lho. Review produk dan nulis-nulis di blog."

    Sebelum berkomentar terlalu jauh, aku memang sempat berpikir di awal kenapa aku ingin menulis blog. Bukan cuma sekedar #sharingiscaring. Bagi orang yang (ternyata) senang menulis sesuatu, pasti deh merasakan hal yang sama. Segala macam ide, referensi, rekomendasi, informasi, terasa 'ga enak' kalau hanya dipendam sendirian, bahkan ga jarang sampai ga bisa tidur lho. Serius. Perasaan seperti ini sudah aku rasakan sejak kuliah. Kalau ga dituangkan, malah terbawa ke pikiran sampai ga bisa tidur. Awalnya aku hanya tulis-tulis iseng di buku diary sendiri, tapi balik lagi, rasanya dituangkan saja tuh ga cukup. Informasi yang bagus kenapa ga di share aja sekalian. That's why, aku tumpahkan di blog maupun media sosial seperti Instagram dan Facebook. Ga cuma sekedar pengen dibaca orang, tapi sebagai reminder diri sendiri juga. Syukur kalau orang lain membaca dan juga ikut terpengaruh dampak positifnya.

    Menulis juga ternyata menjadi me-time yang menyenangkan semenjak aku menjadi ibu. Memang sering terjadi mood-swing karena riweuh mengurus bayi, tapi dari situ justru aku belajar bagaimana tetap konsisten dan stabil dalam kondisi apapun. Kalaupun sudah sangat kelelahan, aku ga memaksakan diri. 

    Rest if you must, but don't you quit.

    Mantra ini yang selalu aku ucapkan kalau lagi kelelahan. Istirahat sejenak, berpikir jernih, lalu kembali beraktifitas.

    Kepercayaan diri untuk menuangkan tulisan di blog mungkin ga akan terjadi kalau Tuhan ga mempertemukan aku dengan Alodita. Workshop yang aku ikuti pertama kalinya waktu bulan Oktober 2015 di salah satu beauty workshop sekaligus membahas sedikit tentang blogging. Dari situ aku semakin pede untuk menulis di blog. Untuk mekanisme dan tips mengenai blogging, bisa dibaca di my blog guru Alodita di topik 'Blogging 101' ya. 

    Bagi aku, menulis juga salah satu ladang kita untuk menjadi berkat. Aku selalu diingatkan seperti ini: kalau kita tidak bisa menjadi lilin, setidaknya kita bisa menjadi cermin untuk memantulkan cahaya lilin. Selama tulisan kita berkonten yang positif dan informatif, tulisan kita secara ga langsung bisa jadi berkat untuk orang lain koq ;)

    Jadi, yang aku lakukan sekarang bukan sekedar 'ikut-ikutan' seperti yang dikira orang. Influencer baru memang sudah menjamur sekarang, karena kelihatannya kerjaannya 'asik'. Nulis, dibayar, beres. Padahaaaaal, ga semudah dan ga segampang itu. Tetap butuh usaha, modal, kreativitas, komitmen dan konsistensi (penting YES!). 

    Let's spread the love, spread the positive vibes, and spread the blessings.

    Semangat beraktifitas, semuanya!
    Have a great day.

    Xoxo,





    Continue Reading

    Rambut rontok memang normal dan lumrah terjadi pada ibu yang sedang menyusui karena seiring dengan menurunnya hormon estrogen. Tapi ya ini memang lumayan ngaruh sama kepercayaan diri, karena berasa tipis dan botak >_<

    Saat Evan berumur 4 bulan, rambut aku sudah mulai mengalami kerontokan lebih parah dari biasanya, sehari bisa rontok sekitar 50-70 helai. Rasanya kaya ga menyangka aja ternyata lumayan banyak juga rontoknya. Setiap menyisir pasti banyak helaian rambut rontok. Tapi kalo ga disisir malah berasa kusut, jadi kaya serba salah. Dan terkadang kalau lagi foto tuh berasa ga pede banget karena rambut tipis hahahaha...

    Beberapa produk sudah aku coba seperti menggunakan hair tonic, minyak kemiri, ganti shampoo, tetap ga berpengaruh, ya atau setidaknya ekspektasinya lebih mendingan rontoknya. Sampai akhirnya aku mencoba Innisfree Aloe Revital Soothing Gel sesuai rekomendasi dari mba Affi Assegaf. Sebetulnya aloe vera gel ini multifungsi, bisa untuk rambut, wajah dan tubuh di area yang membutuhkan kelembapan tinggi dan iritasi. Tapi produk ini aku hanya pakai di rambut karena sedang treatment untuk menumbuhkan anak rambut baru. Kandungan aloe vera sejak dulu memang dipercaya bisa merangsang pertumbuhan rambut, dan juga menggantikan rambut yang rontok dengan bertumbuhnya rambut baru. Sebetulnya bisa aja menggunakan tanaman lidah buaya langsung. Tapi karena aku lagi urus bayi dan ga sempat untuk mengupasnya, jadi aku menggunakan produk aloe vera gel seperti ini. 




    Mengandung 93% ekstrak aloe organik Jeju
    Daging aloe yang terdapat di dalam daunnya mengandung amino acid dan kelembapan yang lebih kaya dibandingkan bagian aloe lainnya. Kandungan di dalamnya membantu menenangkan kulit yang teriritasi akibat sinar UV dan udara panas, sekaligus memberikan kandungan kelembapan intensif bagi kulit. 

    Tekstur Innisfree Aloe Revital Soothing Gel ini seperti gel bening yang pekat dan kental. Jadi saat diaplikasikan ke rambut ga bakalan menetes di baju. Wanginya juga enak dan soothing banget, sesuai dengan namanya. Packaging-nya juga besar dan isinya juga cukup banyak. Harganya cukup affordable seharga Rp 100.000 dengan bentuk tube sebanyak 300 ml.

    Hasilnya memang ga instan ya, karena kondisi aku saat ini juga masih menyusui. Tapi ternyata setelah pemakaian rutin seminggu 3x selama +/- 1 bulan, perlahan mulai tumbuh anak rambut dari tempat rambut rontok sebelumnya! Fotonya bisa dilihat di bawah ya, kelihatan di kepala bagian depan aku. Yeay!

    Cara pemakaiannya juga praktis, hanya dengan aplikasikan ke seluruh rambut dan kulit kepala sebelum keramas. Tunggu sekitar 15 menit, baru dibilas bersih. Setelahnya? Rambut terasa halus dan ringan. Malah semenjak pakai aloe vera gel ini aku sudah ga pernah menggunakan conditioner lagi, karena sudah halus. By the way, sensitivitas dan hasil di setiap orang pasti berbeda ya, jadi perlu di tes terlebih dahulu sebelum menggunakannya secara rutin. 






    Selain menggunakan aloe vera gel ini, beberapa trik yang aku lakukan ini juga membantu mengurangi kerontokan :
    • Sisir sebelum keramas supaya tidak terlalu kusut. Baru kemudian aplikasikan aloe vera gel, lalu keramas dan bilas seperti biasa. Hal ini dilakukan supaya ga perlu effort menyisir setelah keramas, karena saat setelah keramas, kondisi pori-pori akar rambut sedang terbuka. 
    • Menggunakan sisir bergigi jarang.
    • Setelah keramas, rambut cukup ditepuk perlahan dengan handuk yang halus. Tidak perlu diusap atau digosok terlalu keras.
    • Bilas setelah keramas menggunakan air dingin atau suam suam kuku. Jangan menggunakan air panas karena akan semakin membuka pori-pori kulit kepala dan rontok pada saat disisir.
    • Keramas cukup 2-3 hari sekali. Semakin keramas setiap hari malah akan membuat rambut semakin rontok.
    • Sebisa mungkin minimalisir menggunakan hair dryer. Biarkan mengering dengan alami. Kalau pun ingin menggunakannya, gunakan dengan angin yang dingin, cukup sampai di bagian tengah rambut dan jaraknya tidak dekat.
    • Hindari stress. Ini juga sangat penting. Sebisa mungkin cari cara untuk tetap happy ya ;)
    Sekian review Innisfree Aloe Revital Soothing Gel ini. Buat para busui, akan ada waktunya rambut kita kembali bersinar ya, sabar-sabar. Yang penting kita sudah mencoba treatment supaya ga makin parah kan ;) Kalo kamu punya tips apalagi selain cara diatas? Feel free untuk sharing disini ya.

    Have a good day!

    Xoxo,


    Continue Reading

    Sudah banyak yang tau dong ya kalo produk Maybelline tuh oke-oke banget dan selalu inovatif. Setiap meluncurkan produk baru sepertinya sayang untuk ga mencobanya. Uda gitu harganya juga cukup affordable, bahkan untuk kita-kita yang baru belajar makeup.

    Sejak jadi ibu, sekarang aku pengen banget yang serba praktis kalo soal urusan dandan. Apalagi kalo anaknya lagi lengket sama ibunya, ga terlalu bisa dandan lama-lama. Bisa dandan 5-10 menit saja udah bagus hahaha! Nah karena aku juga sering dandan di mobil dan malas membawa tas makeup yang besar, baru-baru ini aku juga menemukan blush bentuk stick yang praktis banget dibawa kemana-mana dan ukurannya mungil, tapi tetep bikin wajah kita segar merona. Aku jatuh hati sama Maybelline Master Flush Cheek Stick ini.



    Awalnya aku sempat ragu untuk membeli karena dilihat koq warnanya pink jreng banget. Tapi ternyata engga! Malah warnanya cenderung pink natural. Teksturnya juga ga lengket di kulit dan tidak glittery. Packagingnya sendiri juga dari plastic tapi ga ringkih. Selain itu yang lebih praktisnya lagi, terdapat sponge yang fungsinya untuk meratakan warna blush setelah diaplikasikan. Ga perlu pakai blush brush lagi, praktis banget deh. Tinggal aplikasikan ke tulang pipi, kemudian tinggal tap-tap dengan sponge yang ada di balik kemasannya. Beres! 




    Setelah pemakaian 5 jam, masih lumayan ok kan ;)

    Dan ternyata ketahanannya juga lumayan lama setelah aku pakai dari siang-malam, bisa bertahan 5-6 jam. Harganya juga cukup ramah di kantong, dibandrol dengan harga Rp 129,000 di Sociolla (malah terkadang suka diskon lho). 

    Sedikit tips kalo menggunakan blush jenis stick, urutan pakainya adalah foundation, lalu blush stick, kemudian bedak ya, jadi biar pori-porinya ga terlalu kelihatan banget.

    Praktis, mungil, surprisingly cukup tahan lama, dan harganya affordable, menurutku Maybelline Master Flush Cheek Stick wajib punya buat kita-kita yang ingin serba praktis dan kegiatannya mobile tanpa harus bawa pouch besar. Overall, i love it!

    Thank you for reading ;)

    Xoxo,


    Continue Reading

    Urusan sabun pembersih wajah bagiku memang kebutuhan yang basic dan penting. Kalo lagi traveling misalnya, ketinggalan sabun pembersih wajah yang dipakai sehari-hari bisa panik sendiri :D Aku termasuk yang jarang gonta ganti sabun wajah. Mengingat kalo sampai ga cocok, recovery-nya PR banget.

    Syukurlah aku lumayan cocok beberapa brand sabun pembersih wajah, seperti Sukin dan Cetaphil. Tinggal disesuaikan kebutuhan kondisi wajah aja (dan mana yang lagi diskon :p). Sebelumnya aku menggunakan Cetaphil sebagai second cleanser, bahkan aku sampai membeli ukuran 1000 ml. Tapi entah kenapa di kondisi kulitku yang sekarang rasanya kaya kurang 'nendang', seperti masih berasa belum tuntas aja. Mengingat aku pernah menggunakan moisturizer dari NuSkin, bahkan sudah repurchased botol kedua, aku memutuskan untuk mencoba sabun pembersih wajahnya yang merupakan salah satu rangkaian produk Nutricentials dari NuSkin.


    Kondisi kulitku sekarang kembali kombinasi cenderung berminyak, padahal sebelumnya sempat agak kering, mungkin karena perubahan hormonal hamil dan setelah melahirkan, dan mungkin juga saat ini cuaca lagi sering panas, jadi produksi minyak di wajah aku kembali berlebih. Setelah mencoba NuSkin Pure Cleansing Gel selama beberapa hari sebagai second cleanser, bisa dibilang cocok dan sesuai banget sama kondisi kulit aku sekarang ini.

    Tekstur cairannya sesuai dengan namanya Pure Cleansing Gel, bening dan kental. Begitu dibasuh dengan air ada sedikit berbusa. Untungnya tidak membuat kering di kulitku, karena biasanya pembersih wajah yang berbusa bikin kulit wajah aku 'ketarik' setelah selesai cuci muka. Pemakaiannya cukup sedikit saja (sekitar diameter 2 cm), cukup banget untuk membersihkan wajah dan leher.



    Key Ingredients :
    • Papain—this proteolytic enzyme dissolves pore-blocking debris to help clean and energize the skin.
    • Extracts of lemon, geranium, and fennel—help purify the skin and balance oil.

    First impression, aku suka dan ternyata cocok banget! Begitu mencoba setelah 1 minggu pemakaian pagi dan sore, kulit wajah aku ga ketarik sama sekali sehabis pemakaian. Jadi masih terjaga kelembapannya. Begitu seterusnya aku pakai sampai sekarang sudah 2 bulan, kulit aku terasa lebih bersih dan komedo aku ga bertambah. Minyak wajah juga semakin terkontrol dan ga terlalu berminyak di sore hari. Kalo untuk menghilangkan komedo yang sudah ada sebelumnya, memang perlu treatment khusus untuk menghilangkannya, biasanya dengan chemical exfoliation misalnya menggunakan BHA, atau physical exfoliation dengan face scrub.

    Untuk ukuran 150 ml seharga Rp 294.000, dan pemakaiannya hanya sedikit setiap pemakaian, menurutku cukup banget untuk pemakaian 5-6 bulan. Worth to buy? Untuk yang kondisi kulitnya kombinasi cenderung berminyak dan membutuhkan pembersih wajah yang ringan dan tetap melembabkan, definitely i will repurchase! 

    Untuk pembeliannya bisa ke distributor terpilih NuSkin ya. 

    Thank you for reading!
    Jangan lupa untuk selalu merawat kulit wajah kita ya ;)

    Cheers,



    Disclaimer :
    This is not a sponsored posts. All products have been purchased by myself. All of my opinions are true and honest based on my own experiences.



    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me

    Female/JKT, mantan 'penjaga' perusahaan a.k.a auditor, merangkap pembuat aksesoris wanita, ibu rumah tangga beranak satu, senang sharing soal beauty, wellness, lifestyle, dan kini mamahood.

    Follow Me

    • instagram
    • facebook

    Explore This Blog

    Recent Posts

    Labels

    Creativity Event Homemade Cooking by Susy Lifestyle Make up Motherhood Personal Pregnancy Skin Care Travel

    Blog Archive

    • ►  2019 (12)
      • ►  August 2019 (3)
      • ►  July 2019 (1)
      • ►  June 2019 (2)
      • ►  May 2019 (1)
      • ►  February 2019 (3)
      • ►  January 2019 (2)
    • ▼  2018 (19)
      • ▼  December 2018 (2)
        • Evete Coffee Body Scrub
        • 10 Resep 'Fun' MPASI Evan - December 2018
      • ►  November 2018 (2)
        • Why Do I Write a Blog
        • Innisfree Aloe Revital Soothing Gel
      • ►  October 2018 (2)
        • Maybelline Master Flush Cheek Stick
        • NuSkin Pure Cleansing Gel
      • ►  September 2018 (1)
      • ►  August 2018 (1)
      • ►  May 2018 (2)
      • ►  April 2018 (2)
      • ►  March 2018 (3)
      • ►  February 2018 (3)
      • ►  January 2018 (1)
    • ►  2017 (37)
      • ►  December 2017 (5)
      • ►  November 2017 (2)
      • ►  October 2017 (6)
      • ►  September 2017 (6)
      • ►  August 2017 (3)
      • ►  July 2017 (3)
      • ►  May 2017 (2)
      • ►  March 2017 (2)
      • ►  February 2017 (4)
      • ►  January 2017 (4)
    • ►  2016 (49)
      • ►  December 2016 (4)
      • ►  November 2016 (3)
      • ►  October 2016 (2)
      • ►  September 2016 (2)
      • ►  August 2016 (3)
      • ►  July 2016 (3)
      • ►  June 2016 (8)
      • ►  May 2016 (6)
      • ►  April 2016 (5)
      • ►  March 2016 (6)
      • ►  February 2016 (3)
      • ►  January 2016 (4)
    • ►  2015 (8)
      • ►  December 2015 (3)
      • ►  November 2015 (5)

    Total Pageviews

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top