#SweetEscape : Monas dan sekitarnya
10:26 PMSering ga sih alami kalo sesuatu yang dadakan tuh baru bisa kejadian? Sedangkan yang sudah direncanain dari jauh-jauh hari, malah ga kesampean. Untuk urusan janjian hang out, reuni, atau bahkan jalan-jalan, sering banget kan kaya begitu? Aku pun juga sering merasakan hal yang sama. Di saat teman-teman kantorku dadakan ngajak jalan-jalan ke Monas, aku ga pake berpikir panjang, "WHY NOT?!". Toh juga sudah mainstream sekali untuk ke mal dan cafe.
Awal cerita, sebetulnya ada 3 pilihan tempat yang rencananya ingin kami kunjungi : Wisata Kota Tua, Monas dan museum-museum sekitarnya, atau Taman Mini Indonesia Indah. Tapi setelah dipikir-pikir, Monas dulu aja deh. Sudah lama sekali ga kesana. Icon Jakarta yang satu ini mungkin hanya sering dilewati saja di jalanan protokol besar Medan Merdeka. Aku sendiri juga sudah tidak ke Monas sekitar 20 tahunan yang lalu, sewaktu acara karyawisata jaman SD dulu.
Akhirnya kami janjian bertemu sekitar jam 9 pagi untuk berkumpul di stasiun Gambir dengan pertimbangan lebih dekat ke Monas dan bisa diakses dengan jalan kaki. Sampai-sampai ojek online yang aku pesan dikira aku mau jalan-jalan keluar kota, padahal sih, nebeng ketemuan aja! Sudah ready dengan atribut kaos, celana dan sepatu yang nyaman, ga lupa memakai sunblock dan membawa perlengkapan lainnya seperti kacamata, topi dan payung, paket komplit yaaa (ya ga bisa diprediksi cuaca bakalan hujan atau panas).
Dari stasiun Gambir, kami jalan ke area pintu masuk Monas bagian Medan Merdeka Selatan yang hanya ditempuh sekitar 15-20 menit, dikelilingi dengan pemandangan rusa-rusa yang dipelihara di dalam Monas. Untuk pintu Monas dibuka untuk umum mulai jam 08.00-21.00.
Sesampai disana, pintu masuk bagian Merdeka Selatan itu diawali dengan area jajanan pasar, ya semacam 'food court' bernamakan Lenggang Jakarta. Jadi ga perlu takut kelaparan kalo lagi jalan-jalan ke Monas, karena ada area tempat makan dan minum. Begitu melewati Lenggang Jakarta, kami melihat kereta yang bisa mengantar kami ke tengah monumen. Keretanya gratis dan terdapat sekitar 2 atau 3 kereta, hanya naiknya bergantian jika sudah penuh. Lumayan bisa menghemat tenaga untuk berjalan dan ga panas-panasan hihihi...
Sesampai disana, pintu masuk bagian Merdeka Selatan itu diawali dengan area jajanan pasar, ya semacam 'food court' bernamakan Lenggang Jakarta. Jadi ga perlu takut kelaparan kalo lagi jalan-jalan ke Monas, karena ada area tempat makan dan minum. Begitu melewati Lenggang Jakarta, kami melihat kereta yang bisa mengantar kami ke tengah monumen. Keretanya gratis dan terdapat sekitar 2 atau 3 kereta, hanya naiknya bergantian jika sudah penuh. Lumayan bisa menghemat tenaga untuk berjalan dan ga panas-panasan hihihi...
Untuk masuk ke Monas perlu membeli tiket masuk di area loket yang tersedia. Harganya cukup murah dan ada 2 pilihan. Untuk menikmati bagian Wadah dan Puncak hanya seharga Rp 15.000, tapi kalo mau main di bagian Wadah saja cukup dengan harga Rp 5,000. Btw, harga ini untuk dewasa umum ya, aku lupa foto bagian atas loket mengenai detail harganya, karena untuk pelajar dan anak-anak lebih murah lagi. Nah kalo kamu punya kartu Transjakarta JakCard dari Bank DKI, bisa diisi ulang. Kalo ga punya, bisa dibeli di loket Monas dengan harga Rp 10,000.
Pintu masuk monumen menuju ke bawah seperti area terowongan yang memasuki kawasan Wadah. Begitu sampai di bagian Wadah, terpampang sederetan replika sejarah tentang Indonesia, mulai dari perang tahun 1200-an hingga memasuki jaman orde baru. Aku ga terlalu hapal dengan sejarah si, tapi dari situ saya bisa flashback membaca dan kembali terkagum-kagum. Ga hanya pada detail replika, tapi juga jalan cerita sejarahnya Indonesia. Dulu mau merdeka saja para pahlawan berjuang sampai mati, kerja rodi, disiksa, hidup ga bebas dan ga enak. Kita yang sekarang ini hidup di jaman yang sudah enak dan serba ada. Kita yang menikmatinya.
Setelah putar-putar di bagian Wadah kurang lebih 1 jam, kami menuju ke area lift untuk naik ke Puncak Monas. Tapi harus bersabar mengantri ya, karena masuknya bergantian dan hanya tersedia 1 lift. Meskipun tinggi ke Puncak Monas sekitar 132 meter, tapi jalannya lift ke atas sangat smooth! Di dalam lift ada seorang bapak yang membantu untuk memencet tombol lantai lift. Sambil menunggu untuk menuju ke atas, kami ngobrol dengan bapak tersebut. "Bapak kerja di Monas sudah berapa lama?". Kemudian jawab bapak itu, "Ga lama koq, Bu, cuma 23 tahun...."
23 TAHUN KERJA DI MONAS...
Bayangkan... Aku masih terheran-heran, "ga bosen apa ya, Pak?" Bapak itu menceritakan selama 23 tahun ga terus menerus kerja di bagian lift Monas, bergantian juga di bagian lain di dalam Monas. Tetap saja sontak kita bereaksi, "WOW... Bapak hebat sekali, terus semangat ya!".
Hanya sekitar 1 menit naik lift sampai di Puncak Monas. Sesampainya disana, rasa excited yang kami alami mungkin sama seperti anak kecil lainnya, berbinar-binar. Melihat pemandangan sekitar Jakarta, bahkan bisa sampai melihat gedung kantor kami di area Jakarta Barat. Letak Monas yang di pusat Jakarta, kami bisa melihat area lainnya seperti bagian utara, barat, selatan, timur Jakarta dari ketinggian, bahkan bisa lebih dekat lagi karena ada teropong. Sekitar 1 jam kami menikmati pemandangan di atas Puncak Monas sambil foto-foto *pastinya*.
Ga terasa sudah jam makan siang, kami memutuskan untuk makan soto Riung Sari di daerah Juanda. Setelah itu kami berjalan kaki ke Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal. Tadinya kami mampir ke Katedral untuk melihat museum di dalamnya, tapi sayang sekali sedang dilakukan renovasi. Aku pun baru tau kalo ada museum di dalam Katedral. Soon akan balik lagi kesini kalo sudah selesai di renovasi.
Hampir sore berlalu, kami mencoba untuk naik Bus City Tour Jakarta di depan Masjid Istiqlal. Excited dan agak norak sih hihihi... Tapi kami puas karena bisa menikmati bus double deck yang bersih dan nyaman, GRATIS. Saat menunggu bis datang, aku cukup surprised karena aku perhatikan driver Bus City Tour kebanyakan wanita lho! Untuk rute lengkapnya bisa baca disini ya.
Ya, ini kayanya lebih dari sekedar kantor, sangat nyaman dan transparan, tidak tertutup tembok, hanya dibatasi oleh kaca dan kami bisa melihat pegawai-pegawainya yang sedang bekerja, termasuk meja besar untuk meeting yang biasanya Ahok dan team lakukan. Di dalamnya juga ada layar besar, mungkin bisa 100-an inch berupa pantauan CCTV di seluruh Jakarta dan juga pantauan untuk aplikasi Qlue agar bisa ditinjaklanjuti. Sudah tau dong ya aplikasi Qlue ini, berupa aplikasi untuk melaporkan kejadian sekitar di Jakarta yang perlu perbaikan.
Seharian sudah lepek karena cuaca cerah yang mendukung kami untuk jalan-jalan sejenak di sekitaran Jakarta, kami tutup dengan makan es krim di Pisa Kafe, Menteng. Banyak hal yang kami pelajari setelah perjalanan seharian ini. Membaca sejarah, bapak yang bekerja di Monas 23 tahun jadi bikin kita makin semangat lagi dalam bekerja, melihat seputaran Jakarta dari ketinggian, naik bus yang nyaman, sampai ke kantor yang 'pewe' untuk membuat Jakarta lebih baik. Kami senang dan bangga. Mungkin buat yang sering gaul di mal heran juga melihat kita yang jalan-jalan hanya ke Monas. Well, that's not too bad for going to Monas, right? Yang aku dan teman-temanku rasakan malah sebaliknya, seru banget! Setelah kami upload di social media, ga disangka beberapa teman kantor kami lainnya ikut menanyakan tentang jalan-jalan ke Monas dan City Tour Bus. Sepertinya mereka bisa merasakan kalo ke Monas itu seru hihihi!
Sepulang di rumah, aku langsung bikin list tempat-tempat di Jakarta yang belum pernah atau sudah lama ga dikunjungi. Ga melulu dengan tempat yang happening dan masa kini, ternyata masih banyak banget tempat seru di Jakarta yang belum aku lihat. Planetarium, Museum Wayang, Museum Gajah, Museum Kain, Museum Layang-Layang, ah semuanya uda di otak, tinggal dilaksanakan. Hal simple yang kami lakukan, ke tempat yang hanya sering dilewati tapi mungkin jarang dikunjungi, justru dibalik itu semua kita bisa belajar banyak hal, malah bikin kami ketagihan untuk datang ke tempat-tempat seru lainnya di Jakarta.
9 comments
Keren kakak. Lain kali blhlah kita jalan bareng. :p
ReplyDeleteUdah lama banget saya gak ke Monas. Sekarang cuma lewat aja. Pengen juga main ke sana lagi :)
ReplyDeleteAyo2 seru lho :)
DeleteSerunya... aku terakhir ke monas 2014. Sayang ga masuk museum dan ga naik.huhu
ReplyDeleteIya banyak sejarah yang bisa kita pelajari dari museumnya ;)
DeleteTransjakarta wisata memang membantu banget ya. ngak sekalian ke museum nasional mbak?
ReplyDeleteIya aku ga sempet ke museum nasionalnya, mungkin next time disempetin kesana ;)
DeleteSerruuuu rruuu ruuu... Aku setiap kali ke monas kog selalu tutup ya museumnya.. Terakhir 2 tahun yang lalu sih.. Hehehe... Aku mupeng yang di jakarta smart city..
ReplyDeleteSeru banget beneran, ga nyangka selama ini hanya numpang lewat, pas masuk bisa seru banget. Jakarta Smart City patut didatangi :)
Delete