#ChitChat : Grateful Heart
9:00 PM
Di penghujung tahun, saya diberi
kesempatan untuk mengkoordinir acara natal kantor dimana saya bekerja, mulai dari penentuan konsep
acara, pembentukan panitia, hingga melakukan meeting untuk membahas seputar
acara. Excited dan challenging, karena harus berbarengan dengan deadline
kerjaan. Ujian emosinya luar biasa hahaha, karena harus me-manage waktu dan prioritas.
Bukan ingin membahas soal
isi acaranya, tapi proses untuk mempersiapkan acara ini bisa saya katakan sungguh
luar biasa. Ga menyangka, kalo kami bisa langsung deal dengan 2 pengisi acara
sekaligus dalam 1 hari saja! Sangat diuar dugaan. Dan yang membuat saya senang
adalah pengisi acara ini betul-betul membuat acara natal kami sangat berkesan. Acara natal tahun ini diisi dengan grup acapella yang merdu nan kocak dari Penta Boyz, serta kisah mukjizat yang inspiratif dari Laura Lazarus.
Penta Boyz |
Laura Lazarus |
Kisah inspiratif pun banyak sekali yang bisa kita renungkan disini.
Natal kali ini sengaja kami (panitia) pilih dengan suatu tema sederhana, suatu hal kecil yang mungkin sering dilupakan oleh kita semua. Tema yang justru ‘menampar’ kami semua, bahwa kita sering kali lupa dengan yang namanya BERSYUKUR.
Di momen natal seperti ini,
biasanya identik dengan perayaan, jalan-jalan, hadiah, pesta, dan sebagainya.
Itu pilihan seseorang, dan sangat bebas dilakukan oleh siapapun. Tapi mungkin
kita perlu diingatkan kembali dan menengok ke belakang, apakah kita sudah
mengucap syukur dalam segala hal, dalam hal kecil apapun yang masih bisa kita
nikmati sampai detik ini?
Hati yang bersyukur.
Bersyukur dalam segala hal.
Apapun.
Mau lagi dapet bonus, mau lagi
dapet hadiah, mau lagi dapet promosi, mau lagi menang tender.
Atau….
Mau lagi apes, mau lagi kena
musibah, mau lagi banyak deadline, mau lagi kejebak macet.
Mungkin kalo kita lagi
mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan keinginan dan harapan kita, langsung
kita cepet-cepet mengucap syukur. Tapi pas giliran lagi ada kejadian yang ga
menyenangkan, kita suka mempertanyakan mengapa hal ini terjadi. Saya pun juga terkadang
seperti itu, bahkan suka membela diri sendiri: “Manusiawi lah itu”.
Tapi percayalah, seapes-apesnya
kita, sepahit-pahitnya kejadian yang dialami, masih ada titik terang yang
bersinar. Masih ada hal yang mungkin bisa kita nikmati namun orang lain belum
tentu bisa.
Empat tahun sudah papa saya
menghadap Sang Pencipta, tepat 1 hari setelah natal.
26 Desember 2011.
Pertama kalinya dalam keluarga inti kami pergi
selamanya, melihat tubuh kepala keluarga kami yang sudah kaku dan dingin. Saya pun ga membayangkan
dimana orang-orang masih bisa merasakan hawa-hawa natal, saya dari malam natal
hingga tiba waktunya Papa saya harus pergi, masih harus standby di rumah sakit.
Namun bersyukurnya, di waktu malam natal saya masih sempat ke gereja untuk
merayakan malam natal bersama mama dengan perasaan cemas dan sangat ga fokus
karena kepikiran almarhum papa.
Jika saya flashback kembali,
sekali lagi saya diingatkan bahwa dalam kepahitan sekalipun, kita ga pernah
berhenti diberi berkat dengan cuma-cuma.
Setelah kepahitan ini, saya masih
menerima berkat dengan diberi keterikatan keluarga dan kebersamaan kami yang semakin
dekat. Setelah kepahitan ini juga, saya pun masih diberikan berkat dengan
mendapatkan seorang pria yang mau melindungi saya, sama seperti almarhum yang
melindungi saya, yaitu pria yang menjadi suami saya sekarang.
Pahit, namun setelahnya manis, jadi sepahit-pahitnya kejadian, masih ada manis yang bisa kita rasakan.
Hanya satu yang perlu kita lakukan.
BELIEVE.
Percaya bahwa yang apes akan datang sukacita, percaya yang buruk akan menjadi lebih baik, percaya yang gelap akan menjadi terang. Tinggal menunggu waktuNya yang tepat dan sesuai rencanaNya.
Karena itu jangan pernah
menyia-nyiakan orang yang selalu mendampingi kita. Kehadiran orang-orang
terdekat sebagai ‘malaikat hidup’ ini pastinya dikirim dengan maksud dan tujuan
supaya membuat kita tersenyum dan menjaga kita supaya tidak jatuh.
Selamat Natal dan Tahun Baru 2016
bagi kita semua, semoga damai selalu ada di kehidupan dan terpancar di hati
kita. Semoga kita terlahir menjadi pribadi baru dengan hati yang bersyukur dan lebih baik lagi dari sebelumnya.
Have a great and bless year ahead.
Always be bless and be the light.
God bless you all :)
Xoxo,
Susy
Picture courtesy by Herdy Permana and me.
Xoxo,
Susy
Picture courtesy by Herdy Permana and me.
0 comments